Terimakasih buat yang sudah berkenan memberikan pencerahan para sahabatku, bahwa hidup adalah untuk saling mengingatkan, bukan saling membenci, saling menjatuhkan saling mencela saling menghinakan, dll.
Hidup itu ibarat kendaran yang kita miliki untuk mencapai sesuatu yang kekal kelak.
Kita tidak seharusnya dipusingkan dengan harga, merk kendaraan, aksesories kendaraan, dll tetapi lebih pada fungsi, manfaat dari kendaraan serta tempat tujuan yang diinginkan.
Dalam perjalannanya harus tetap berhati-hati dan waspada serta selalu membaca petunjuk/peta ke mana arah yang akan kita tuju dan rmemperhatikan rambu-rambu yang ada.
Demi apa ?
Demi keselamatan kita dan keselamatan orang lain.
Mengapa ?
Karena mengabaikan keselamatan diri sendiri berarti membayakan keselamatan orang lain dan mengabaikan keselamatan oran l;ain sama saja membahayakan diri sendiri.
Lihatlah cermin apa yang kita lihat sama dengan apa yang kita lakukan. Itu yang sebenarnya yang terjadi pada kehidupan kita .
Jadi yang penting bukan apa merk kendaraannya, berapa harganya, seberapa tinggi kecepatannya, tetapi lebih pada bagaimana kondisi kendaraannya, seberapa besar fungsi dan manfaat kendaraanya, bagaimana cara mengendarainya, kemana dan bagaimana kondisi jalan dan lalu lintasnya serta bekal apa saja yang harus di bawa dalam perjalannya.
Itulah analogi tentang kehidupan .... sebagus apapun kendaraan anda, semahal apapun kendaraan anda, secanggih apapun kendaraan anda, apabila sepanjang perjalannnya mengalami kemacetan, sepanjang perjalannanya dipenuhi dengan cacian dan makian kepada pengguna kendaraan lain. Sepanajang perjalanan penuh dengan ungkapan rasa egois, ingin menang sendiri, tidak mau berbagi jalan dengan yang lain, dll
Apakah dengan cara seperti itu kita bisa bisa menikmati hidup kita dengan damai ? dan yang paling penting adalah dengan situasi di atas mungkinkan kita sampai di tempat tujuan dengan selamat ?
Kita memang tidak perlu untuk menjawabnya sekarang karena masing-masing memerankan dirinya sendiri-sendiri.
Tak ada yang salah dan tak ada yang benar, karena ukuran benar dan salah itu masih ukuran manusia
Jalani .saja .... ya jalani saja, bukan untuk kita, bukan untuk siapa-siapa tetapi untuk menjalani kodrat sebagai mahluk-Nya