Entri Populer

Rabu, 26 Desember 2012

Seluas Apakah Hati Kita ?

Terimakasih atas nasehatnya sobat

Andai hati ini adalah cangkir, ketika sesendok garam dimasukkan kedalamnya, betapa asin rasa airnya
Andai hati kita seluas danau dan sepanjang sungai seberapapun garam kita masukkan ke dalamnya akan larut dan air akan tetap terasa tawar
Andai kita sudah pernah merasakan asinnya air di lautan, lalu kita merasakan manisnya gula, betapa kenikmatan yang terasa tiada tara


 "Manusia "tidak pernah" punya pilihan ........................................."

Ketika kita diuji dalam kesedihan dan keterpurukkan Dia sedang melatih kita untuk tetap berprasangka baik kepada-Nya, Dia sedang melatih kita untuk menundukkan hati  membuang kesombongan dan keangkuhan, menghancurkan ketakaburan, melumatkan rasa iri dan kedengkian kita kepada orang lain dan agar kita bisa menerima semua pemberian-Nya dengan keikhlasan

Dan di saat Dia menguji kita dalam kelonggaran, kebahagiaan, keberhasilan dan kesuksesan, Dia sedang melatih kita untuk tetap rendah hati, tidak terbang bersama kesombongan dan keangkuhan, tidak terjebak dalam ketakaburan dan kebanggan dengan apa yang kita dapatkan,  karena kesempurnaan dan keabadian bukanlah milik manusia

Lalu apa bedanya ? ........... kebeningan hati dan rasa syukurlah  yang akan membedakannya. 
Kesedihan, keterpurukan, kelonggaran, keberhasilan, kesuksesan dan apapun namanya semua bukanlah milik kita,  tetapi adalah milik-Nya. Kapan Sang Empunya akan mengambil atau memberikan,  tak seorangpun yang mampu menghalanginya.

 
"TETAPLAH PUTIH DAN BERCAHAYALAH WALAU DIRIMU BERADA DI KEDALAMAN AIR YANG KOTOR DAN BERLUMPUR 
ANDAI TAK MAMPU BERTAHAN BERUSAHA DAN MEMINTALAH
 AGAR "PEMILIK KEHIDUPAN INI" MEMBERIKAN JALAN UNTUK MENEMPATKANMU DI DALAM AIR YANG BENING AGAR PUTIHMU TETAP  TERJAGA JERNIH DAN BERCAHAYA"

Hanya doa lah yang kita punya ... tak ada suatu apapun yang abadi yang akan pernah kita miliki di dunia ini, karena hanya "RAHMATNYALAH" yang  akan menjadi "HARAPAN" kita untuk selamanya.   Amin  

Dan terimakasih sahabat atas pencerahannya
        

Selasa, 11 Desember 2012

KESADARAN DALAM KETIDAKSADARAN ATAU KETIDAKSADARAN DALAM KESADARAN


Terima kasih atas diskusinya teman :


 KESADARAN  DALAM KETIDAKSADARAN ATAU KETIDAKSADARAN DALAM KESADARAN

Bagi sebagian orang kalimat di atas  tak punya makna penting dalam hidup kita, tetapi kalau kita mau merenunginya ternyata keduanya berjalan seiring sejalan dalam hidup kita.

Ketidaksadaran kitalah yang membuat kita sadar, tetapi kita tidak pernah menyadari  ketidaksadaran  apa yang membuat kita sadar.

Setiap tarikan nafas kita, setiap denyut jantung kita , setiap tetes aliran darah kita, dst ...dst... tanpa kita sadari  tetap berjalan dari waktu ke waktu  dan kita tidak pernah tahu kapan semua itu akan berhenti, itulah ketidaksadaran kita..

Artinya bahwa sebenarnya kita sadar bahwa ada ketidaksadaran dalam diri kita.

Tetapi kapankah kita akan sadar sepenuhnya dalam ketidaksadaran kita ?

Sampai tiba waktunya  dimana ketidaksadaran dicabut dari tubuh kita

Bukan raga .... tetapi jiwa ....

Untuk kembali kepada Sang Pencipta .......... 


Untuk selanjutnya ....... HIDUP ITU  (bukan) PILIHAN ......berpindah dari takdir yang satu ke takdir yang lain ......... next.....